Sebuah Puisi (30)
Biarkan aku yang
mengemis pecahan rindu,
Untuk ku bangun
dalam mimpi indah kita berdua,
Semua rasa yang
salah,
pengertian yang
lelah,
Jujur, maafkan
aku karenanya,
3 kata terucap
dengan dua belah kisah,
Tersisip satu
bimbang tanya mempertaruhkan segalanya.
Pekat gelap malam
selasa dingin akhir desember,
Pudar,
hanyut dengan
hangatmu akan egoku yg beku,
Ketika kau resah
dengan mimpi buruk dan cemas nyata,
Sadarlah,aku duduk
menemani senantiasa,
Menjadi haturan
luka, kunjungan duka dan sesalmu,
Setia,
memberimu tulus
tawa dan renyah canda,
Kiranya mampu
mengukir kembali senyum manis nan indah di wajahmu.
Tak tersentuh,
tak dicinta,
Membantumu
bangkit kala kau jatuh terluka,
Tak terlihat, tak
terpikirkan,
Tak mengapa kau
tak menganggapku ada,
Tak tersadar, tak
terasa,
Hanya menabur
sejumput asa,
aku telah lebih
baik mencintaimu, dinda. ..
~ Ukiran
kata Pengagum Rahasia ~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar