Catatan
– Tips – Translasi (05)
Seseorang mungkin bisa menyampaikan dalih yang paling kuat dan valid dalam argumen
mereka, namun nyatanya, 1/3 dari kriteria penilaian terfokus pada performance
dan manner of speaking. Sehingga ketika kamu ragu akankah peluang menang
menghilang dengan lemahnya argumen, kamu musti sadar bahwa cara kamu mengajukan
dan menampilkan evidence juga mempunyai andil yang cukup besar untuk
menentukan siapa yang layak dinyatakan sang pemenang.
1. Sadari! bahwa
gak peduli seberapa tajam analisa dan seberapa tinggi tingkat akademis suatu debat,
bagaimana kamu mempresentasikannya secara lisan tetap akan memberikan efek
tertentu pada juri. Berikan sedikit kesan dramatis. Contohnya, jika mosi yang
diangkat memiliki sisi komikal [lucu/menggelikan] yang seringkali tak
terpikirkan. Maka, menjadikannya sebagai aksesoris dengan secara umum menampilkan
hasrat positif dan suara ceria yang menggemaskan adalah opsi yang tepat.
Sesuaikan “mood” yang kamu gunakan saat berbicara dengan inti mosi yang
diperdebatkan.
2. Pertahankan kontak mata dengan
mereka yang ada di sekitarmu, terutama juri. Mulai dari teman satu tim, musuh,
juri dan para spectators. Alasan mengapa mengutamakan juri, tidak lain karena
mereka adalah objek yang sedang kamu rayu agar berkenan untuk lebih memihakmu
dalam debat tsb. Perhatikan
mereka! saat mengenalkan diri dan tim, serta meringkas pidato kamu. Kontak mata
yang tegas diakui mampu membekaskan kesan yang mendalam dan juga menambah
keyakinan si penatap. Bila itu tatapan pada teman satu tim, maka akan
menguatkan keberanian dan semangat kamu. Bila itu pada musuh, maka akan
menambah keraguan dan menguji determinasi mereka. Bila itu pada juri, itu akan
menegaskan penilaian dan merebut tendensi hati mereka. Bila itu pada penonton,
akan semakin membakar sorakan mereka yang mendukungmu, dan menciutkan mereka
yang melawanmu.
3.Sebelum kamu memulai pidato kamu,
temukan posisi yang nyaman untuk berdiri, karena saat pidato dimulai, kamu gak
bisa mengakhirinya begitu saja. Cara berdiri [stance] terbaik yang
seyogyanya kamu terapkan adalah dengan berdiri di tengah ruangan dan meletakkan
kakimu dengan mantap di atas lantai. Ini akan mencegah timbulnya rasa kaku dan
kikuk; karena beberapa orang mudah terlihat gelisah/salting ketika
mereka menjatuhkan buku catatan mereka atau melakukan kesalahan sepele.
4.Mulai dengan mengambil nafas
panjang perlahan dan tenang. Tatap juri dan berikan salam. Jangan memulai debat
dengan berkata ‘um’ atau ‘oh’. Mulailah dengan “selamat pagi atau selamat malam,
para juri, peserta debat, dan para hadirin, perkenalkan nama saya, … . “
5.Berbicara dengan perlahan. Tentu
ada batas waktu di setiap pidato, namun pada umumnya, pidato individu tidak
sampai melewati batas waktu yang telah ditetapkan. Akan sangat lebih baik, bila
kamu berbicara dengan pelan, santai, hati-hati dan bagaimana bisa terdengar
meyakinkan. Seakan hampir tidak terlihat seperti orang yang membantah dengan
berbicara gagap yang mengaburkan pelafalan ratusan kata dengan suara gemetar.
Mereka para hadirin benar-benar ingin mendengarkan apa yang musti kamu katakan,
maka pastikan tiap kata dan kelimat terdengar jelas dan mudah dipaham.
6.Rileks! Ketika kamu ‘menemukan’
bantahan yang tepat. Karena beberapa bantahan muncul secara spontan ketika kamu
mendengarkan argumen musuh, bantahan yang tidak kamu temukan saat melatih mosi
dengan teman kamu. Bantahan semacam ini membutuhkan improvisasi yang tepat di
tempat. Jangan terlalu memikirkan apa yang telah kamu sampaikan, sebaliknya
konsentrasi dengan apa yang akan dan semestinya kamu katakan. Jangan malah
membuat tumpukan argumen yang tidak urgen, itu hanya akan menjadi beban dan
membuang waktu. Pilih dan pilah saja dimana letak kesalahan musuh, temukan ide
bagaimana tim kamu bisa mendukung dan juga bisa menguraikannya.
7.Jangan menyerah! ketika kamu
merasa malu atau dipermalukan dengan argumen yang baru kamu sampaikan. Debat
ini belum usai! Sebelum kongklusi dari pidato masing-masing tim telah
dinyatakan. Kamu musti tetap berkata dengan lantang dan percaya diri. Bahkan ketika
pidato teman yang mendukung kamu tidak terlalu ‘wah’, ini adalah opini yang
kamu ungkapkan. Berikan senyum lebar, ucapkan ‘we hope we convinced you’
dan selesaikan dengan penutup yang meninggalkan kesan sungguh-sungguh di hati
para hadirin.
8.Pelajari seni dan sejarah ilmu
retorika! Socrates. Seorang filosuf hebat asal Yunani juga dikenal sebagai
retorikawan yang masyhur di zamannya, yang selalu memenangkan debat dengan
membiarkan musuhnya menyangkal pendapat mereka sendiri. Oleh karena itu, kamu
musti acuh tak hanya dengan pidato musuh, namun juga pidato kamu sendiri. Kata-kata
yang kamu ucapkan bisa jadi bom waktu yang bisa membunuhmu kapan saja.
9.Berbicara dengan beberapa intrik
unik dan penuh gairah juga merupakan keuntungan yang besar. Perbaiki penggunaan
sinonim! Akan sangat membosankan mendengar pembicara menggunakan kata-kata yang
sama berulangkali. Hindari juga menggunakan kata misconception [salah
paham], contradictory [bertentangan] dan flaws [cacat] saat
menanggapi bantahan mereka. Kemas kata-kata yang akan kamu sampaikan dengan
lebih kreatif! Kata-kata seperti misapprehended [tidak menawan], indistinct
[kabur], inconsistency [ketidakkonsistensian],
misinterpreted [salah tafsir] adalah beberapa kata yang tidak terlalu
sering dipakai [cliché].
10.Berlatihlah bagaimana kamu
berbicara dan berdebat di depan teman kamu, orang tua, atau siapapun yang
berkenan mendengar dan memperhatikan. Juga, berlatihlah di depan cermin,
dengannya kamu bisa menganalisa seberapa baik ekspresi wajah dan gerak
tanganmu. Faktor utama dan pertama yang sangat penting adalah bagaimana bisa senantiasa
tenang/rileks. Dengan melatih bicara di depan jenis audiens yang berbeda-beda, nantinya
kamu diharapkan bisa mengikis rasa gugup dan grogi oleh tekanan yang dihadirkan
oleh audiens saat berdebat. Catatan kecil [cue-cards] akan lebih mudah
dibagikan secara acak bila kamu memotongnya dengan bentuk persegi mini. Potongan
dengan bentuk persegi panjang cenderung terselip di jari-jari, yang menimbukan
ketidaknyamanan saat berbicara.
11.Inisiatif untuk memberitahu juri
apa yang akan kamu bicarakan untuk 3 menit ke depan adalah langkah awal yang
baik. Setidaknya, secara ringkas jelaskan apa pokok persoalan yang akan kamu
utarakan dalam pidato kamu. Labeli argumen dengan menggunakan M.P.E.R.S.
(Moral, Political, Economic, Religious and Social). Ini akan lebih
memudahkan mengalirkan dan menyusun argumen kamu, serta memperjelas alur pidato
kamu pada pendengar. Utarakan, jelaskan dan berikan ilustrasi dari argumen kamu.
12.Gunakan gerakan tangan untuk menghias
argumen kamu. Dengan cara ini, para audiens memiliki gambaran yang lebih jelas
dan tidak mudah bosan. Jangan hanya sekedar memberikan poin-poin pidato dengan
pendek; ini akan berakhir membosankan dan menunjukkan kekuranganmu dalam kecakapan
pembantahan. Jangan cemas, ketika kamu mengucapkan suatu hal yang salah. Klarifikasi
pela sambil berusaha untuk tetap tenang. Tim musuh dan suporternya cenderung
memberikan tepuk tangan sebagai intimidasi, anggap saja itu dukungan buat kamu,
sambut dan nyatakan betapa mereka sangat takut dan kagum dengan setiap argumen yang
kamu ucapkan. Camkan! Bahwa pada akhirnya, isi dan akurasi argumen merupakan 2
hal yang mendapatkan penilaian tinggi juga dari juri, tak peduli seberapa baik
kamu menyampaikan argumen kamu.
Thanks infonya,
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus