Sebuah Puisi
oleh Ismail Sunni Muhammad
Bawalah ruh ini, menggembala
pada sabana medina di lain sisi dunia,
Kukuhkan kaki ini, yang meronta
kasar menyalak pada tuannya,
Tunjukkanlah, hal yang baik,
serpih hati yang mulia,
akan berpijar hangat dalam
buncah cahaya.
Indah dalam ombak dzikir yang
bertabuh mesra.
Beritahukan, ia tidak duduk dan
bercengkrama sendiri.
Kabarkan, ia tak pula bernafas
gratis, bila tak menatap jalang alam semesta membentang.
Yakinkan, apa yang ia rasa tak
pernah salah, sekalipun dua kali terkadang benar sedikit memaksa.
Kerana, ketika hamba-Nya yang
lain, mampu memicingkan mata kalbunya,
Melenyapkan tiap cinta busuk,
karya setan dan iblis durhaka,
Menekan habis syahwat diri
sendiri, demi membelalakkan tangan membantu sesama.
Menyelamatkan waktu yang
tergigit pasrah dengan tiap detik dzalim durjana,
Menutup bathin, dari selain-Nya,
hanya untuk lebih ma’rifat pada-Nya,
Niscaya, tunduk tawadhu’ panca
inderanya, menjadi panca indera-Nya,
Niscaya, rintik duka untuk
bertemu dengan-Nya semakin meraja,
Niscaya, bertabur rindu yang
memutihkan hasrat duniawi fana,
Niscaya, semakin ia mengerang
berada di dunia seakan siksa.
Allah, cabut nyawa ini!
Allah, aku rindu Kau!
Allah, meledak sudah rasa cinta
ini,
takkan habis awan menguap,
takkan lapuk usia meresap,
takkan kikis hamdalah yang
selalu menangis!
Allah!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar