Sebuah Puisi
Oleh Ismail Sunni Muhammad
Sensualitas bibir yang melumat senyum jujur,
sosialisasi manis yang mendebur hampa dinding optimis
apresiasi palsu yang menggumpal menggunung,
menghitamlegamkan angan, menyusutkan garis harapan.
Tajuk dusta, fitur utama dalam ibadah,
renovasi hati dari riak riya' sudah terlanjur tak
terpisah,
kombinasi dengki dan murka membutakan mata akan saudara,
bermitra dengan dunia, buat akhirat perlahan memudar
fana.
ketika menanamkan pahala hanyalah menyulut bara,
ketika popularitas ujub melejit, menjadi parfum resmi para
muda mudi,
ketika hasrat bersabar hanya mimpi dan dongeng purba,
ketika pelita zuhud tercekam tersudut bak mujahadah
nista,
ketika gelap jahiliyyah merasuk sumsum,
mendarah daging, mengeraskan kalbu yang menjerit pilu.
akankah cinta nabimu hanya sebatas kata?
akankah merindu-Mu hanyalah pujian pemanis rima?
akankah berkumpul dengan kekasih-Mu tak lebih dari
sekedar fatamorgana?
Ya rabb, ihdiinaa
ya rabb, ihfadznaa
ya rabb, najjinaa
tutuplah kedua mata kami dengan senyum khusnul khotimah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar