Persiapan menghadapi ujian tulis IELTS (1)
Berkenaan dengan
bagaimana seharusnya kita mengembangkan kemampuan menulis, seorang filosuf
Yunani, Epictetus menawarkan sebuah nasehat yang bijak: “Jika kamu ingin
menjadi pembaca, membacalah, jika ingin menjadi penulis, menulislah.” Salah satu
jalan terbaik untuk memaksimalkan kemampuan menulis kita hingga mencapai potensi
tertinggi adalah dengan menulis – secara konsisten dan berpijak pada pondasi
dasar teori kepenulisan – setidak-tidaknya kita menetapkan lima hari untuk
menulis dalam seminggu.
Adalah hampir tidak memungkinkan untuk menduga topik apa yang akan diangkat dalam sebuah tes atau tugas menulis. Cara terbaik untuk lebih mempersiapkan diri menghadapi tantangan menulis adalah dengan menguasai hal-hal yang esensial dalam mendapatkan dan mencipta inspirasi, membentuk garis besar atau skema pembahasan, menulis sebuah kalimat utama sebagai poros naskah, serta menuliskan beberapa paragraph penutup yang mengandung kesimpulan-kesimpulan yang penting dengan singkat dan padat.
Adalah hampir tidak memungkinkan untuk menduga topik apa yang akan diangkat dalam sebuah tes atau tugas menulis. Cara terbaik untuk lebih mempersiapkan diri menghadapi tantangan menulis adalah dengan menguasai hal-hal yang esensial dalam mendapatkan dan mencipta inspirasi, membentuk garis besar atau skema pembahasan, menulis sebuah kalimat utama sebagai poros naskah, serta menuliskan beberapa paragraph penutup yang mengandung kesimpulan-kesimpulan yang penting dengan singkat dan padat.
Kebenaran yang sangat
jelas mengatakan bahwa seorang penulis yang mahir mampu mengatasi tugas menulis
dan ujian kepenulisan mereka dengan baik. Jika kita berharap dapat menulis
dengan baik saat menghadapi ujian, maka pusatkan konsentrasi kita untuk menjadi
seorang penulis yang lebih baik dengan rajin membaca dan menulis dengan
teratur. Tak lupa kita perlu mendapatkan saran yang membantu dan arahan yang
akurat dari guru-guru kita atau tutor kepenulisan yang professional.
Untuk membantu
mencapai tujuan kepenulisan kamu, kamu juga harus fokus pada 3 gaya dasar yang
menjadi landsan pokok kepenulisan, yaitu persuasif, exposif, dan naratif. Belajarlah
dan pahami satu bentuk dengan bentuk kepenulisan lainnya untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik.
Alasan lainnya, adalah
hampir tidak memungkinkannya memprediksi inti masalah yang akan dipresentasikan
dalam tugas kepenulisan esai atau pada ujian yang distandarisasi pada umumnya. Kunci
kesuksesan diketahui dari seberapa dalam kita mengasar kemampuan berpikir
kritis kita, dan itu bisa kita dapatkan dengan membenamkan diri dalam rutinitas
membaca dan menulis secara sistematis atau acak. Tulisan sederhana ini menyajikan
bantuan kepenulisan yang lengkap untuk mengatasi tugas kepenulisan kamu. Ada beragam
model kepenulisan esai yang berbeda, dengan memberikan contoh-contoh
kepenulisan dari level terendah, menengah hingga tertinggi. Ini semua akan membantu
kamu menggenggam komponen-komponen utama membuat esai yang berbobot. Dengan berhati-hati
mempelajari dan mendalami model kepenulisan ini akan semakin meyakinkan kita
untuk menjadi lebih cakap dan cermat dalam mengidentifikasi kelemahan dan
intrik nilai lebih gaya kepenulisan kita.
Sebuah rubrik khusus
yang mencatat rentetan nilai untuk masing-masing tipe esai juga disebutkan
dalam artikel penulis lainnya, Kriteria Penilaian Esai. Setelah kita menyelesaikan
semua latihan kepenulisan esai ini, gunakan rubrik penilaian untuk mengetahui
nilai esai kita, apakah kamu memperoleh nilai optimal, yaitu 6. Jika ternyata
kamu menemukan hampir seluruh isi esai kamu, dalam pengembangan, pengaturan dan
penilaian kualitas bahasa hanya mendapat skor 4 atau bahkan lebih rendah,
sangat dianjurkan kamu kembali menulis esai kamu dengan target memperbaiki
kelemahan-kelemahan esai yang kamu buat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar