Sebuah Puisi
Oleh Ismail Sunni Muhammad
Sensualitas bibir yang melumat senyum jujur,
sosialisasi manis yang mendebur hampa dinding optimis
apresiasi palsu yang menggumpal menggunung,
menghitamlegamkan angan, menyusutkan garis harapan.
Tajuk dusta, fitur utama dalam ibadah,
renovasi hati dari riak riya' sudah terlanjur tak
terpisah,
kombinasi dengki dan murka membutakan mata akan saudara,
bermitra dengan dunia, buat akhirat perlahan memudar
fana.