Seni berpidato:
Intermediate level
Berbicara di depan publik, lebih dari sekedar
kata bicara dan publik. Ia adalah suatu seni, yang lebur dalam displin ilmu
berorasi. Berkaitan dengan ilmiah, berarti tiap kata, anda nalar-logikan sesuai
bahasa audiens yang ada, dengan penjabaran mengenai spesifik ilmu tertentu.
Berbicara di depan publik adalah sebuah
tantangan tersendiri. Bahkan seorang
orator atau presenter profesional manapun, pasti masih merasakan on-stage pressure, yang
akrab kita sebut demam panggung. Tentu, dengan variasi kuadran yang berbeda
bergantung pada how much jam terbang mereka. Karena, layaknya dokter
yang sering menangani pasien, semakin ia sering ia menemukan masalah dan
mempelajarinya, semakin terampil dan mumpuni pula cara ia mengatasi dan
menanganinya.
Sesuai dengan definisinya, adalah satu
cara mengungkapkan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan pada banyak
orang. Pidato, adalah arus transformasi ide menjadi kristalisasi wacana yang
eksploitatif [menarik massa], bombastis [menggemparkan massa], persuasif
[mempengaruhi massa] dan konstruktif [membangun massa]. Oleh karena itu, butuh
langkah yang ter-manage dengan apik dan sistematis untuk melakukannya.
Adalah yang berkesan, mampu mengobati,
menggerakkan hati, menyemangatkan jiwa, membakar asa, patut dilabeli sebagai sebuah
pidato yang efektif. Efektif, berarti tepat waktu, tepat daya dan tepat guna.
Adalah karakter yang harus tersembul dalam jiwa seorang orator. Karena
dengannya, ia akan bijak menyisir perhatian, selektif menggunakan bahasa,
memadai dalam mengatur intonasi serta memilah diksi.
Berikut ini, sebuah prosedural tips –yang
semoga bermanfaat, untuk dijadikan pijakan observasi, dan proses mengasah diri
serta latihan tiap hari.
~ Langkah pertama dan
utama,
adalah properly prepared [benar-benar mempersiapkan diri kamu].
Kaji konten pidato dengan mengkalkulasi respon subjektif dan objetif yang akan
muncul darinya. Pastikan pula isi pidato kamu, worth-knowing, layak
untuk diketahui. Saat kamu selesai menyelesaikan beberapa riset mengenai topik
pidato kamu, buat diri kamu familiar dengan materi dasar pidato kamu.
Sebuah keharusan yang absolut, bahwa kamu
musti menyampaikan hanya satu pokok pikiran utama. Keseluruhan isi dari pidato
kamu akan membedah secara mendalam gagasan ini dari berbagai sisi. Jika kamu
memiliki lebih dari satu ide, pastikan kamu menyisipkannya, seakan secara tidak
sengaja, sekiranya pendengar kamu tidak terlalu memikirkannya [langkah
preventif kaburnya ide utama presentasi dari titik fokus audiens].
Satu hal untuk mengetahui apakah kamu
sudah memiliki pemahaman yang memadai atas subjek yang akan kamu presentasikan,
atau tidak, adalah “apakah kamu memiliki sesi tanya jawab setelah berpidato
dan mampu memberikan jawaban yang padat serta memuaskan untuk setiap pertanyaan
yang mungkin muncul di permukaan?”
Sekalipun, bila kamu bertanya pada orator
ulung, beberapa dari mereka akan menyarankan kamu, untuk jangan sekalipun
pernah mengakhiri presentasi kamu dengan sesi tanya jawab [alasan mereka; ini
mungkin mengurangi kesan penasaran pendengar yang sudah kadung tertarik
dengan isi pidato kita]. Tetap camkan dalam benak, poin yang kita bahas saat
ini adalah “seberapa baik kamu mengenal dan memahami subjek kamu?”
~ Langkah berikutnya,
mulai
mengorganisir hasil observasi dan komparasi kamu dalam rentetan skema yang
logis. Skema yang logis di sini adalah konsep yang mengalir dalam benak audiens
hingga menjadikan mereka tertarik, memahami, dan memiliki alasan mengapa harus
bertahan untuk mendengarkan pidato kamu.
Mobilisasi poin-poin yang esensial dapat secara kontinyu mendukung ide
utama yang kamu gagaskan. Terlebih dengan menambahkan bukti riil dan alasan
yang realistis, juga merupakan bagian afirmatif dari proses persuasif!
Setelah menuntaskan langkah ini, kamu
semakin dekat dengan entrance aktifasi pidato efektif. Sekarang, waktu
untuk mempertimbangkan pola apa yang kamu pakai ketika akan berangkat
berpresentasi di podium.
Tulis secara detil dan ringkas pembukaan
dan penutup pidato kamu. Ini hanya langkah antisipatif, bahwa kamu telah
mengetahui dengan baik bagaimana kamu memulai dan mengakhiri.
Nah, saat ini kamu sudah memiliki lampiran
pembuka suasana, garis umum isi presentasi, dan kata penutup yang telah
tertulis rapi. Mulailah melatih bagaimana kamu berpidato. Perkirakan apakah,
kamu bisa menuntas-sampaikan pidato kamu, pas dengan waktu yang disediakan
[bila alokasi waktu, pendek]. Atau apakah kamu sudah mempunyai materi yang
cukup untuk menyeimbangi bingkai waktu yang diberikan [bila alokasi waktu,
panjang].
~ Tahu tidak,
audiens sangat
suka mendengarkan kisah nyata yang memberikan inspirasi dan motivasi. Pada
batas ini, kamu mulai membangun feeling dalam pidato kamu, sehingga
pidato kamu terdengar lebih hidup dan merasuk. Tambahkan beberapa ilustrasi dan
kisah humanis, dengan sedikit humor segar pada beberapa bagian pidato. Adanya
ilustrasi akan membantu audiens merekam dengan mudah, apa yang berusaha kamu
sampaikan. Setelah usai memberikan “bumbu” secukupnya, kembali berlatih, agar
lebih sreg dan memastikan apakah timingnya sudah benar-benar
akurat.
Semakin siap untuk memaparkan materi,
ambil satu lembar kertas saja yang memfilter dan menjadi konklusi outline pidato
kamu. Jika kamu terlalu banyak membawa catatan, akan menimbulkan tendensi untuk
membaca atau menaruh banyak perhatian pada catatan kamu tsb.
~ Ingat!
Bicaralah dan
jangan membaca. Presentasikan materi kamu, bila kamu menghafalnya, seakan kamu
tidak menghafalnya, layaknya percakapan sehari-hari yang tidak menuntutmu untuk
berpikir lama, keras dan letih. Keraskan suara, sekiranya mereka yang paling
jauh darimu masih dapat mendengarkan dengan baik dan jelas. Pastikan juga kamu
memberikan kontak mata pada seluruh audiens. Eits, bukan berarti kamu harus
memelototi mata tiap audiens, lakukan scanning eye contact, yakni menatap
dan membaca dengan cepat perhatian seluruh audiens. Sehingga lahir komunikasi
dua arah, antara kamu dengan audiens.
Berikan penutup dengan enerjik dan ramah,
untuk menumbuhkan kesan menantang pada audiens [sehingga menjawab kembali salam
penutup kamu] dan mengetahui seberapa dalam mereka merespon presentasi kamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar