Kamis, 24 Maret 2011

Cinta .. itu saja ..

Cinta. Lima huruf yang luar biasa. Suatu kata dengan multi makna dan penafsiran yang beraneka. Suatu rasa yang tak terduga, yang menghipnotis melenakan, yang datang tak kenal waktu dan tempat. Menelusup lembut ke dalam hati seraya sesekali menyesakkan dada. Melahirkan rindu membuahkan benci. Menghadirkan kasih meluapkan emosi. Menuliskan kisah melebur sejarah. Membutakan yang terperdaya, memperdaya yang telah buta. Membuai nyaman menidurkan tenang. Memerihkan mata menguras air mata. Sedikit namun berarti. Tak nampak namun terasa. Mengguratkan senyuman manis menggariskan raut sinis. Meniup sepoi kehangatan dalam malam, menyejukkan kobaran api dalam siang. Apakah ia? Cinta.

Setiap insan memilikinya. Berharap dapat melabuhkan cintanya pada seseorang atau sesuatu yang tepat dan serasi dengannya. Dan itulah yang membuat penulis menggerakkan jari-jemarinya menari di atas keyboard. Itulah yang mengusik hati penulis yang sesak akan luapan cinta yang entah akan dibawa kemana dan diberikan pada siapa. Cinta dan cinta. Membuat gelisah dan resah. Memilih tuk munafik pun tak berdaya. Ingin mengingkari namun tak kuasa. Menyiksa. Membisukan mulut yang tak berhenti bicara. Melemahkan kalbu. Cinta. Apakah cinta itu tidak mempunyai perasaan ataukah ia yang menciptakan perasaan.

Cinta menyihir segalanya. Menyatakan segala hal yang mustahil. Abstrak yang mengalahkan kongkrit. Dan cinta membuktikannya. Cinta mengubah segalanya. Cinta berada di antara sisi benci dan suka. Apakah itu sepenuhnya benar? Bertanyalah pada para pecinta, yang telah meneguk rindu dari cawan asmara, yang telah terlilit tali kasih dan meregang dalam mati rindu pada sang kekasih. Apakah kita pernah merasakan hati ini seakan tertusuk sembilu ketika melihat sang kekasih berpaling, tak mengacuhkan kita, bahkan mengkhianati kita? Apakah perasaan ini terasa begitu rapuh dan lemah ketika ditinggalkan oleh yang dicinta, layaknya daun kering yang terputus dari batang pohon, terbang tak tentu arah.? Atau apakah dunia yang begitu kelam seketika sirna, membias, ketika cinta merasuk, menyelubung, menembus setiap pori-pori rasa?

Terkadang, apa yang terucap di bibir bukanlah yang terukir di hati. Terkadang, apa yang terealisasi berbeda dengan yang terencana. Terkadang, yang sangat tak diinginkan terjadi, menjadi nyata. Terkadang, yang aktif menjadi pasif. Terkadang, yang lemah menjadi kuat, yang pemurung menjadi periang. Dan banyak lagi terkadang yang mungkin terjadi, muncul dalam hati setiap manusia. Dan semua itu, menjadi tak sekedar mimpi & khayal, ketika cinta menyentuh kita.

Cinta membawa kita dari sudut positif pada sudut negative, demikian sebaliknya. Cinta memberikan suasana baik yang mengakibatkan hal yang buruk, atau menawarkan kondisi buruk demi meraih hal yang baik. Semuanya terasa adil dan sah dalam cinta dan peperangan. Sesuatu yang sebenarnya bertentangan dengan hati nurani, terkadang dilakukan karena terpaksa. Terpaksa oleh dorongan kekuatan cinta. Circumstances alter cases.

Cinta senantiasa menjadi bumbu kehidupan. Fitrah yang tak bisa dipungkiri, pemberian Ilahi Rabbi. Para pemujanya terkenang menjadi legenda sejarah yang tak henti-hentinya menjadi bahan pembicaraan. Lihatlah bagaimana kisah Zulaikha yang terpesona pada nabi Yusuf. Dengarkanlah desah rindu Romeo pada Juliet. Ikutilah jejak jerit Qois akan cinta butanya pada Lailah. Bercerminlah pada kisah Qorun yang terlena dengan cintanya pada Harta. Belajarlah bagaimana kisah Firaun yang terlalu mencintai dirinya. Ambillah hikmah dari kisah rindu Rabiah alAdawiyah pada Tuhannya. Saksikanlah para penyair, Khalil Gibran, Selman al-Karimi yang membumikan sajak syair cintanya di hati setiap remaja.

Cinta bisa menjadi akar kejahatan. Cinta juga bisa menjadi mata air kebaikan. Semuanya wajar dalam masalah cinta. Cinta berkuasa tanpa ada aturan yang bisa mengekangnya. Aturan dengan hukuman sekejam apapun, paling menakutkan, menyiksa perih dan pedih sekalipun bisa tergeletak menggelepar takluk dihadapannya. Maysarah membuktikan cintanya pada Rabbnya. Sekalipun harus rela dididihkan dalam kuali minyak yang meletup melelehkan. Sekalipun harus mengorbankan suami, anak dan dirinya.

Tasawuf berkata, Cinta itu ilham, pancaran dan luapan hati, yang tak dapat diberi batasan, dapat dimengerti tapi tidak dapat didefinisikan. Cinta berarti memberi bukan menerima, cinta menjaga bukan menoda. Cinta melindungi bukan merusak. Cinta membuat seorang pria, membedakan seorang wanita dari wanita lainnya, bukan karena kecantikannya, bukan karena hartanya, bukan karena garis keturunannya. Cinta membuat seorang mau menerima dengan tulus hati kelebihan dan kekurangan kekasihnya. Cinta adalah bentuk penyatuan rasa rindu di hati, rasa yang mulia yang menguasai jiwa dan perasaan, tidak memaksa. Cinta tidak menuntut, tapi tegas dan menghargai. Dan cinta tidak akan pernah ada, selama kita tidak bisa menerima perbedaan dan kebebasan.Luasnya samudra, jauhnya daratan, dalamnya lautan, menjadi tak berarti karena cinta. Jauh di mata, namun sangat dekat di hati.

Cinta yang membuat panas matahari dan derasnya hujan menjadi sahabat. Cinta tak mengenal cepat dan lambat, mendebarkan jantung dengan cepat, melembutsaljukan gunung sekeras apapun. Dam manusia ada karena cinta, tanpa cinta, manusia layaknya bayangan bisu dengan rasa hampa, tawar dan samar. Dan cintalah yang akhirnya mewarnainya.

Cinta, ibarat bensin yang menggerakkan mesin, layaknya angin yang bergerak elastis, seperti matahari yang menerangi semesta. Cinta adalah nafas kehidupan, nutrisi jiwa.Cinta adalah kasih sayang yang tulus tanpa pamrih. Cinta membuat manusia merintih menangisi hidupnya. Membuatnya rela dan tega mengakhiri hidupnya dengan tragis. Cinta meledakkan bom peperangan, letupan perpecahan dimana-mana. Atas nama cinta, seseorang tega melenyapkan sesamanya. Cinta agung, cinta murni, cinta materi, cinta monyet, cinta suci, cinta buta, cinta terlarang, cinta segitiga dan cinta-cinta lainnya, ada untuk dirasa, maka termasuk manakah cinta kita? ... Andalah yang paling tahu jawabannya.

When I fall in love,
It will be forever ...
In the restless day like this,
Love is ended before it's begun ...
When I give my heart.
It will be completely ... (Nat King Cole)

1 komentar:

  1. Membutakan yang terperdaya, memperdaya yang telah buta. Membuai nyaman menidurkan tenang. Memerihkan mata menguras air mata. Sedikit namun berarti. Tak nampak namun terasa. Mengguratkan senyuman manis menggariskan raut sinis. Meniup sepoi kehangatan dalam malam, menyejukkan kobaran api dalam siang. Apakah ia? Cinta.

    Deskripsi cinta yang mengagumkan :)

    BalasHapus